UMU Online– Maret 3, 2023 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMU Buton Yusman Sutoyo mengajak mahasiswa menjadi wirausaha untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital di Kota BauBau dan sekitarnya.
“Potensi ekonomi digital di Kota BauBau dan Sekitarnya harus bisa dimanfaatkan para wirausaha mapan baru dari kalangan kampus (mahasiswa) berbasis anak muda inovatif dan berpendidikan tinggi,” kata Dekan FEB UMU Buton Yusman Sutoyo saat menjadi Keynote Speaker pada program Entrepreneur Wanted di Workshop Kewirausahaan, pada acara Paten Entrepreneur Wanted, di Universitas Muslim Buton Sabtu (4/3).
Potensi Ekonomi digital kita tidak ingin dikuasai asing. Pasalnya, saat ini, sekitar 50 persen produk yang ada di e-commerce merupakan barang impor. Para wirausaha muda saat ini, selain harus mampu menguasai pasar dalam negeri, juga harus kompetitif di pasar global,” kata dekan FEB UMU Buton.
Di acara sekaligus pembukaan Enterpreneur Wanted dekan FEB UMU Buton mengajak wirausaha muda untuk meningkatkan kemampuan dalam berkompetisi. “Ke depan, produk UMKM kita harus berbasis inovasi, kreativitas, dan teknologi. Dan itu harus disiapkan oleh kita semua, termasuk dari lembaga kampus UMU Buton,” kata Yusman Sutoyo.
Oleh karena itu, dekan FEB UMU Buton Yusman Sutoyo berharap UMU Buton harus kuat dalam mengembangkan inkubator bisnis di lingkungan kampus. “Kita akan Pilih 2-3 produk unggulan untuk dikembangkan hingga memiliki daya saing tinggi di pasar,” kata Yusman Sutoyo.
Dekan FEB UMU Buton meyakini dari Kampus UMU Buton bakal lahir banyak wirausaha muda berbasis kampus dan anak muda. “Pangsa pasar anak muda sekarang ini adalah produk-produk custom atau handmade. Ini peluang bagi para pelaku startup,” kata Dekan FEB UMU Buton.
Hanya saja, Dekan Yusman Sutoyo mengingatkan, dengan pasar terbuka seperti saat ini, bukan hanya produk startup Indonesia bisa masuk ke pasar dunia, tapi produk luar negeri juga bisa masuk ke pasar nasional. “Jadi, kita harus kompetitif. Artinya, kita harus kuat dalam ide dan kreativitas,” ucap Yusman Sutoyo.
Selain itu, juga menyebutkan, ada 1,7 juta sarjana lulus setiap tahunnya, tetapi jumlah itu tentu tidak akan mampu terserap semuanya dalam dunia kerja.
Dan berdasarkan penelitian Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021 menunjukkan bahwa 72 persen generasi Z dan milenial bercita-cita menjadi wirausaha.
“Universitas saat ini harus mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dalam mencetak sarjana, untuk menjadi wirausaha berpendidikan yang berdaya saing dan inovatif dengan menciptakan lapangan kerja, bukan lagi pencari kerja itulah design besar UMU Buton dalam Kurikulumnya,” kata Yusman Sutoyo
Universitas harus mampu berperan penting dalam memajukan kewirausahaan. Salah satunya dengan mendorong spin-off kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, melahirkan wirausaha yang memiliki inovasi, kompetitif, serta siap tarung, baik di pasar domestik maupun global.
Sementara itu, Rektor UMU Buton Dr.H. Sujiton menekankan bahwa UMU Buton merupakan Rumah UMKM, yang memiliki kurikulum dan mata kuliah kewirausahaan dengan tujuan meningkatkan jiwa enterpreneur di kalangan mahasiswa.
Kita akan mengubah pola pikir mahasiswa, ketika lulus kelak mampu menjadi pencipta lapangan kerja, bukan pencari kerja, kata Rektor UMU Buton.
Menurut Rektor UMU Buton, kegiatan Entrepreneur wanted (EW) juga sebagai kegiatan untuk mengaplikasikan mata kuliah kewirausahaan yang telah diikuti oleh mahasiswa dari berbagai Program Studi, Dimana mahasiswa FEB UMU harus menjadi Rule Model dari mahasiswa lainnya dan harus mampu membaca pasar.
Lebih dari itu, selain dapat meningkatkan kreativitas pelaku usaha yang lebih pandai membaca pasar, juga agar tidak mudah putus asa,” kata Rektor UMU Buton
Dalam kesempatan yang sama, beberapa enterpreneur muda yang sudah sukses di bidangnya memberikan testimoni dan motivasi. Irwan, misalnya. Mahasiswa FEB Prodi Kewirausahaan ini, tercatat sukses dengan melambungkan brand pojok bisnis UMU Buton.
Irwan memproduksi segala macam hasil alam, menjadi produk yang memiliki nilai tinggi. “Saya sudah lima tahun menekuni bisnis ini,” kata irwan
Meski begitu, Irwan mengaku kesuksesan yang diraihnya bermula dari banyaknya kegagalan. Pertama kali berbisnis, Irwan jualan es puter memakai gerobak di tengah kesibukan menyelesaikan tugas-tugas dikampus.
Dengan memanfaatkan sosial media dan promosi dari mulut ke mulut, bisnis milik Irwan mampu mendulang omzet tak kurang dari Rp50 juta perbulan. Pangsa pasarnya pun sudah meluas ke kancah Sultra. kata Irwan Mahasiswa Ps Kewirausahaan.
Penulis: Firmansyah